Perempuan dan Pendidikan

Friday, September 17, 2010



           Sebenarnya kaitan antara perempuan dan pendidikan sudah sering melekat ditelinga kita, tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan di eraglobalisasi ini. Di era ini perempuan sangatlah dituntut untuk mengenyam pendidikan yang layak sebagaimana kaum laki-laki. Tidak seperti pepatah jawa yang mengatakan bahwa kaum perempuan hanya bisa dijadikan konco wingking, alias hanya bekerja di dapur dan sebagai teman hidup kaum laki-laki. Sudah sewajarnya bagi kaum perempuan untuk menuntut hak-haknya yang mana menginginkan hidup layak dan menikmati apa yang disebut persamaan hak. Seperti halnya yang telah diperjuangkan oleh pahlawan nasional kita R.A Kartini yang terus menuntut persamaan hak perempuan pada zaman sebelum kemerdekaan.

Sepotong Perjalanan Hidup di Negeri Hijau

Thursday, July 1, 2010


Ponorogo
Siang itu matahari enggan membagi kasihnya. Nampaknya ia lebih suka ngumpet dibalik awan kelabu. Wah...bakalan hujan nih, pikiran pertama yang terlintas dalam benak. Hubungan sebab akibat yang terlalu lama mengkristal dalam benak manusia, meskipun tidak seratus persen salah, tapi belum tentu kalau mendung pasti hujan kan?
Menunggu, adalah pekerjaan yang paling membosankan, dan akan terbayar ketika yang ditunggu datang. Ah...akhirnya saya melihat sosok dibalik helm hitam yang sudah sangat akrab dengan saya sejak dua tahun terakhir. Seorang kawan terbaik yang mendorong saya untuk melanjutkan studi ke Libya. “Maaf saya telat ya?”, tanyanya. “Belum kok, tapi bentar lagi mungkin bisnya datang”, jawab saya dengan senyum yang terpaksa. Perpisahan. Selalu berhasil menyentuh sisi paling sensitif dari pribadi saya. Pergulatan batin antara berangkat dan tidak cukup menyita pikiran dan energi. Maklum, meninggalkan orang-orang tercinta untuk jangka waktu yang lama dan jarak yang sangat jauh bagi gadis 17 tahun bukan hal yang mudah. Tapi tugas suci untuk belajar serta dukungan dari orang-orang terdekat cukup menguatkan saya waktu itu.
Bis biru-putih bergambar reog jurusan Ponorogo-Jakarta yang ditunggu banyak orang—kecuali saya—akhirnya datang. Sungguh, keadaan yang paling saya benci selama 17 tahun saya hidup. Ketika orang-orang tercinta melambaikan tangan tanda perpisahan, seolah mereka mengucap salam perpisahan terakhir. Selamat jalan, semoga selamat sampai tujuan. Kembali atau tidak itu urusan Tuhan.